menggunakan setelan jas hitam yang lengkap dengan dasi, Tigu Bavatman berjalan di lantai koridor kantor. Dia yang biasanya tampil dengan tatanan rambut side bangs, kini tampil berbeda dengan model rambut undercut yang membuatnya menonjolkan kesan segar, gagah, tetapi juga tetap terlihat maskulin. Kacamata yang setiap hari bertengger di batang hidungnya kini juga diganti dengan kontak lens bening yang semakin menunjang penampilannya pagi ini. Langkahnya dan tegap mantap, terlihat tidak ada keraguan sama sekali dalam dirinya. Meskipun usianya kini tidak lagi muda, tetapi semangat dan karismanya dalam memimpin perusahaan tetap terpancarkan dengan baik.
Sejak meninggalnya Cakrawala Agnibrata, Tigu Bavatman menyesali perbuatannya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengadopsi Sadawira. Sadawira selalu dimanjakan, ia menerima banyak barang-barang berwarna kuning dari Tigu sebagai bentuk penyesalan atas sikapnya terhadap Cakrawala Agnibrata. Akibatnya, Sadawira mengalami gangguan mental karena tidak menjadi diri sendiri.
Kebebasan Sadawira terenggut begitu sang ayah memintanya masuk Boarding School SMA Elang sebagai bentuk hukuman usai berkelahi dengan salah satu murid sekolahnya dulu. Di SMA Elang, Sadawira bertemu kembali dengan Laksmana, sahabat sejak masa kecilnya. Tigu berharap dengan kepindahan Sadawira di SMA Elang bisa membuat karakter putranya semakin baik, tetapi Sadawira justru berurusan dengan banyak masalah hingga nyaris menjadi tersangka pembunuhan.
Sadawira juga tergelitik ikut persaingan memperebutkan posisi pertama dalam ujian, yang artinya dia akan bersaing dengan Zalisha Talita, putri pemilik SMA Elang. Selain itu, keberadaan Sadawira di SMA Elang ternyata mengungkap rahasia besar sang ayah angkat yang membuat Sadawira hancur dan kecewa.