Musik genre pop-rock memenuhi ruang kamar bernuansa biru muda dan kuning itu. Suara cempreng seorang gadis terdengar kontras dengan suara sang vokalis dari speaker ponselnya itu. Namun, gadis itu tidak peduli. Ia hanya ingin menikmati lagu ini dengan gayanya. Sambil bergerak ke sana-kemari, Olive Eravellin terus bernyanyi lagu . milik band favoritnya-The Osward. Olive sudah menjadi penggemar berat band itu sejak tiga tahun lalu. Ia tidak pernah ketinggalan membeli album-album mereka, bahkan poster ketiga anggota band itu hampir memenuhi kamarnya. Tidak hanya itu, Olive juga punya ‘kotak harta karun’ sendiri untuk barang-barang khusus Osward

“Gavin…,” Olive mulai bermonolog sambil memandang poster Gavin yang terpajang di kamarnya. “Secepatnya kita pasti akan bertemu… gue janji!”

“Dek! Cepet! Ayo buka toko, nanti keburu siang!”

Suara teriakan sang mama terdengar dari luar kamar, mengganggu khayalan indah Olive. Gadis itu pun segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Sungguh luar biasa, ternyata suara mamanya itu bisa mengalahkan speaker ponselnya dengan volume full itu.

Olive pun mengecilkan volume ponselnya, lalu menjawab, “Iya, Ma! Olive ganti baju dulu!” Tiba-tiba saja, pintu kamar Olive dibuka dari luar. Mamanya seketika muncul di hadapannya, lalu berdecak, “Ganti baju atau lagi konser sendiri?”

Olive hanya cengengesan sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Gadis dua puluh tiga tahun itu tidak bisa mengelak pertanyaan mamanya lagi. Memang, perempuan paruh baya itu yang paling tahu tentang dirinya.

“Iya, iya, ini aku mau ganti baju sekarang” jawab Olive akhirnya. “Udah, Mama keluar dulu, ih.”

“Jangan lupa bersih-bersih toko, ya.” “Siap, Ma!”