Tepukan riuh penonton menjadi tanda acara balap sudah dimulai malam ini. Lima orang bertubuh kekar yang mengendarai motor besar itu langsung menarik gas motornya, melesat membelah jalan raya. Mereka saling mendahului untuk menjadi posisi pertama.

Seorang laki-laki berambut coklat itu menarik gas motornya sekuat tenaga. Saat ini, ia berada di posisi kedua. Sebagai pemimpin geng Devil’s hasratnya untuk menang menggebu-gebu. Ia akan mengerahkan segala kemampuannya untuk memenangkan balapan ini. Namun, fokusnya terpecah saat di tikungan jalan, rem motornya tiba tiba tak berfungsi dengan baik.

Jantungnya berpacu cepat, keringat dingin membasahi pelipisnya. Berbagai kemungkinan buruk yang ia ketakutan mulai memenuhi pikirannya. Dengan sekuat tenaga, ia menarik pedal rem motornya, tetapi sia-sia. Ia sudah tidak peduli dengan kemenangan, bahkan posisinya sekarang sudah tertinggal jauh. Sekarang, otaknya hanya berpikir bagaimana ia bisa selamat.

Sudut matanya menemukan jalanan sepi. Ia membelokkan stang motornya menuju jalan tersebut. Tanpa ia sadari, di ujung jalan ada seseorang yang seperti sedang menunggunya. Laki-laki bertubuh tinggi yang memakai jaket kulit hitam, berpadu dengan celana jeans, serta masker dan slayer. Mata laki-laki itu tampak menatap lurus ke arahnya.